watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PERAWAT MEDIS PLUS

Februari, Senin 2004
Saya terbangun dipagi hari dengan perasaan
sakit yang luar biasa. Kepala saya terasa berat,
badan saya panas sekali, dan badan tidak terasa
bertenaga. Saya mencoba bangun dan sarapan.
Setelah makan, saya malah terasa semakin
lemas. Akhirnya saya SMS sekretaris saya untuk
bilang tidak masuk kantor karena sakit. Jam 11
siang saya terbangun, kepala terasa semakin
berat dan lemas sekali.
"Something is wrong" gumam saya.
Saya minta pembantu saya untuk panggil taksi.
Setelah taksi tiba, saya berangkat dan minta
diantar ke rumah sakit swasta yang besar di
daerah kuningan, Jakarta. Saya langsung masuk
ke unit gawat darurat dan tim medis langsung
menangani saya. Darah saya diambil untuk dites
dan sebuah infus dipasang dilengan kiri saya.
Sejam kemudian, dokter memberitahukan hasil
lab yang menyatakan trombosit darah saya jauh
dibawah normal. Saya diminta untuk diopname.
Sambil mengisi registrasi rumah sakit, saya
minta kamar VIP dan menelepon orang tua saya
bahwa saya diopname dan minta dibawakan
baju ganti dari rumah saya. Setelah urusan
beres, saya langsung diantar ke kamar VIP.
Selesai makan siang dan obat, saya langsung
tidur dengan pulas. Sore hari, orang tua saya
datang membawa baju ganti, dsb. Saya wanti-
wanti mereka untuk tidak memberitahu kakak
atau saudara saya karena tidak mau diganggu
selama diopname.
Selasa
Jam 5:45 pintu kamar saya terbuka, seseorang
membawa sarapan disusul oleh seorang pria
yang membawa kotak putih, rupanya ia perlu
mengambil darah saya untuk dibawa ke lab.
Kepala saya masih sakit, badan masih panas dan
masih tak bertenaga. Selesai sarapan kembali
saya tertidur. Jam 6:30, seorang suster masuk.
"Selamat pagi Pak Arthur, saya mandikan ya
supaya segar" kata suster.
Saya membuka mata sedikit dan mengangguk.
Si suster dengan cekatan membuka baju dan
celana tidur saya. Seluruh tubuh saya dioleskan
dengan sabun cair lalu digosok setelah itu dilap
dengan handuk basah. Selama dimandikan, saya
menutup mata saya karena masih pusing.
Sesekali saya membuka mata, saya perhatikan si
suster bernama Mia (bukan nama asli).
Tubuhnya langsing, rambutnya pendek,
dadanya terlihat membusung dibalik baju
seragam perawatnya.
"Pak, mau dibersihkan daerah selangkangan?"
suster Mia bertanya.
"Ya boleh aja" jawab saya malas-malasan.
Celana dalam saya dibuka dan kembali suster Mia
mengoleskan sabun cair dan membersihkan
daerah selangkangan lalu dilap dengan handuk
basah. Selama dibersihkan didaerah
selangkangan, kontol saya terkulai dengan
lemas. Ternyata urat mesum saya sedang tidak
beraksi sama sekali, hahahaha. Setelah beres,
suster Mia membantu saya memakai pakaian
yang bersih dari tas saya lalu saya mengucapkan
terima kasih. Jam 8, dokter datang untuk
memeriksa kondisi saya kemudian saya
melanjutkan tidur.
Rabu
Rutinitas pagi hari kembali terulang, sarapan
diantar lalu datang si pria yang meminta darah
saya (udah kayak drakula minta darah) dan
kembali suster Mia datang untuk memandikan
saya. Kepala saya masih sakit walaupun tidak
separah kemarin dan badah masih hangat. Kali
ini sambil dimandikan, mata saya terbuka lebar
dan tertuju pada TV walaupun sekali-sekali
melirik ke tubuh suster Mia. Wajahnya saya
perhatikan, ternyata cantik juga dia. Jika dilihat
sepintas mirip Wanda Hamidah. Kalau
tersenyum, maka sebuah lesung pipit akan
terlihat di pipi sebelah kanan. Kembali suster Mia
menawarkan untuk membersihkan daerah
selangkangan, saya perbolehkan. Kontol saya
masih terkulai lemas. Rupanya badan lemas
memang tidak akan mampu membuat kontol
berdiri.
Saya melewati hari ini dengan lebih banyak tidur
supaya cepat sehat. Sekali-sekali saya nonton TV
tapi setelah itu kembali tidur.
Kamis
Pagi ini saya merasa cukup segar, kepala sudah
tidak lagi sakit, temperatur badan sudah kembali
normal dan tenaga tubuh terasa sudah
membaik. Tidak sabar saya menunggu
dimandikan suster Mia. Selesai sarapan dan
pengambilan darah, suster Mia datang.
"Halo selamat pagi, kelihatannya sudah segar Pak
Arthur" kata Mia dengan tersenyum.
"Panggil Arthur saja, enggak usah pakai Pak. Iya,
sudah jauh lebih baik" kata saya dengan
tersenyum.
"Wah kalau begitu enggak perlu ya dimandikan,
bisa mandi sendiri" goda Mia.
"Kalau saya sehat, saya tidak ada disini, suster"
jawab saya sambil tertawa.
"Hahaha, bisa saja Arthur" kata Mia.
Mia membuka baju dan celana tidur saya. Saat
mengoles dada dan punggung saya dengan
sabun cair, saya melirik kearah dadanya, wah
besar juga! Mia menggosok dada, punggung
dan lengan saya. Bibir Mia yang merah terasa
dekat sekali saat itu membasuh dada saya
dengan handuk basah. Ingin rasanya
menciumnya. Lalu Mia melanjutkan
membersihkan paha dan kaki saya. Tangannya
yang lembut saat menyentuh paha saya tiba-tiba
membangunkan urat mesum saya dan
langsung kontol saya berdiri, hore! Mia tetap
melanjutkan membasuh paha dan kaki
walaupun sekali-sekali saya menangkap matanya
melirik kearah kontol saya.
"Mau dibersihkan selangkangannya?" tanya Mia.
"Boleh, silakan" kata saya sok cuek.
Tangan Mia meraih celana dalam saya dan
perlahan ia menariknya kebawah. Kontol saya
langsung terayun kearahnya. Mia lalu membalur
sabun cair di daerah selangkanganku.
Tangannya terasa lembut sekali dan kontol saya
terasa semakin mengeras.
"Maaf ya kalau ereksi" jawa saya sedikit malu.
"Tidak apa-apa kok, normal kok" jawab Mia
sambil tersenyum.
Duh senyumannya membuat jantung saya
berdegup dengan kencang. Mia kelihatannya
hati-hati untuk tidak sampai menyenggol kontol
saya. Selesai mandi, Mia membantu saya
memakai baju lalu saya nonton TV sambil
menunggu dokter datang.
Jum'at
Saya sudah merasa sehat sekali. Saya kembali
membayangkan kenikmatan dimandikan oleh si
cantik suster Mia. Sarapan dan tukang palak
darah pun datang, dan sekarang saatnya mandi.
Pintu kamar saya terbuka dan tiba-tiba yang
muncul bukan Mia melainkan suster lain yang
sama sekali tidak menarik.
"Aarggh, shit, who the hell are you?, I want Mia"
jerit saya dalam hati.
Suster itu menawarkan untuk dimandiin. Serta
merta saya menolak, saya bilang saya cukup
kuat untuk mandi sendiri. Suster itu membantu
saya ke kamar mandi setelah itu meninggalkan
kamar saya. Selesai mandi, dokter datang dan
membawa hasil lab terbaru. Trombosit darah
saya sudah kembali normal. Nanti siang saya
diijinkan untuk membuka infus dan kalau segala
sesuatu baik maka hari Sabtu boleh pulang. Saya
agak sedih tidak ketemu Mia, seharian saya
melewatkan waktu dengan nonton TV dan
menanyakan ke sekretaris keadaan di kantor.
Malam hari setelah makan malam, orang tua
saya pamit untuk pulang. Saya masih nonton TV
untuk menunggu suster shift malam datang.
Biasanya suster itu hanya akan memantau
kondisi sebelum saya tidur. Tangan kiri saya
sudah kembali bebas setelah jarum infus
dicabut. Jam 21:30, pintu terbuka dan suster Mia
muncul.
"Selamat malam Arthur, sudah sehat?" Mia
bertanya dengan tersenyum.
"Halo Mia, saya sudah merasa sehat. Kok
sekarang datangnya malam?" tanya saya.
"Biasa, rotasi jam kerja" kata Mia.
"Senang melihat Mia lagi" kata saya sedikit
merayu, tanpa saya sadari saya menyentuh
lengan Mia. Mia tersenyum dan membiarkan
tangan saya memegang lengannya.
"Gimana kabarnya? Masih lemas?" tanya Mia.
"Sudah sehat, kan tadi sudah saya jawab" kata
saya sedikit bingung.
"Bukan kamu, tapi adik kamu" kata Mia dengan
pandangan menggoda.
"Coba saja kamu tanya sendiri" kata saya sambil
tersenyum.
Dengan mata yang tetap tertuju pada mata saya,
Mia mengulurkan tangannya ke arah kontolku. Ia
meremas kontol saya dari balik selimut.
"Besar ya, Arthur" kata Mia.
"Buka aja celananya" kata saya.
Mia membuka celana piyama dan celana
dalamku. Kontol saya langsung digenggam. Mia
membungkukkan dadanya kearah saya dan saya
langsung mencium bibirnya, saya buka kancing
baju seragamnya lalu saya tarik BHnya kebawah.
Payudaramia cukup besar, berukuran 34B.
Putingnya berwarna coklat muda dan
payudaranya terlihat sedikit menurun. Dengan
gemas, saya cium bibir Mia sambil meremas
dan memelintir puting Mia. Mia membalas
dengan meremas dan mengocok kontol saya.
Setelah berciuman agak lama, Mia melepaskan
dirinya dan menghisap kontol saya. Lidahnya
menyapu seluruh kepala kontol lalu ke batang
kontol dan biji. Hmm, nikmatnya.
Saya mengangkat rok putih Mia dan terlihat
celana dalamnya berwarna putih. Saya remas
pantatnya yang tidak terlalu besar lalu saya elus
vaginanya dari belakang pantatnya. Mia
menggelinjang kegelian. Saya menyelipkan jari
saya kebalik celana dalamnya dan mengelus-elus
vaginanya. Terasa bulu-bulu kemaluan Mia
disekitar vaginanya. Vagina Mia sendiri terasa
basah dan licin. Wah kelihatannya Mia sudah
orgasme, mungkin saat kita ciuman dia
mengalami orgasme. Jari saya sibuk mengelus
vagina dan memainkan klitorisnya. Nafas Mia
mendengus-dengus dan ia menghisap kontol
saya semakin keras.
Tiba-tiba terdengar suara orang berjalan di gang.
Mia langsung tersentak dan membetulkan
bajunya. Ia berjalan ke pintu dan mengintip
keluar, rupanya hanya orang yang keluar dari
kamar selesai membesuk. Mia tersenyum dan
berkata
"Arthur, saya enggak berani melakukannya
disini, takut supervisor saya lewat"
"Sebentar saja, enggak ketahuan kok asalkan kita
tidak berisik" ujar saya.
"Hari Senin saja ya ditempat saya" kata Mia
dengan wajah yang memelas.
"Sebentar saja sayang, 10 menit deh" ujar saya
dengan nafsu yang sudah naik ke ubun-ubun.
Saya turun dari tempat tidur saya dan
menghampiri Mia. Saya cium bibirnya dan Mia
membuka baju, saya praktis telanjang bulat. Mia
lalu membuka baju seragamnya dan
menurunkan BHnya lalu mengangkat roknya
dan celana dalamnya ditarik kebawah kakinya.
Kami berciuman dengan penuh gairah. Saya
menuntun Mia ke sofa, saya duduk disofa dan
Mia duduk dipangkuanku menghadap saya. Saya
mencium buah dadanya yang besar.
Mia mendesah dengan nikmat. Ia mengangkat
pantatnya dan menuntun kontol saya kearah
vaginanya. Vaginanya yang sudah basah
membuat kontol saya masuk dengan mudah.
Mia mendongak sambil memejamkan matanya
menikmati kontol saya. Ia menggoyangkan
pinggulnya naik turun dan memutar-mutarnya.
Kontol saya terasa seperti ditarik dan diremas
bersamaan. Nikmat sekali. Payudara Mia
bergoyang-goyang dimuka saya dan langsung
saya sambar putingnya dengan gigiku dan
menggigitnya.
Dengan penuh gairah Mia memainkan kontolku
dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit agar tidak
sampai berteriak. Saya sendiri berusaha
menutup mulut saya dengan membenamkan
kepala saya di buah dada Mia.
"Sshh.. Enak Arthur, enak sekali" ujar Mia
mendesis.
Bagaikan kuda liar, Mia terus mengayun-ayunkan
pantatnya. Keringat menetes dengan di kening
dan dadanya. Wajahnya yang cantik terlihat
semakin cantik meluapkan gairah didalam
dirinya. Saya melirik ke bagian bawah perutnya,
terlihat bulu kemaluannya yang agak lebat.
Biasanya saya sedikit turn-off melihat wanita
yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini gairah
saya tidak padam malah semakin membara.
Tanpa mengeluarkan kontol saya atau
mengubah posisi ML, saya mengangkat Mia. Mia
memeluk saya dan kakinya melingkar di
pinggang saya. Saya baringkan Mia di sofa, Mia
menekuk kakinya lalu merapatkannya sehingga
kontol saya terasa semakin rapat di vaginanya.
Saya mulai menggenjot vagina Mia. Saya
condongkan dada saya sehingga menyentuh
dengkul Mia. Mata Mia tidak lepas dari mata saya.
Tangan kanan saya meremas payudara Mia
sedangkan tangan kiri saya meraih ke anus Mia
dan memainkannya. Mia mendelik saat saya
memasukkan jari tengah saya ke anusnya,
perlahan tangan kanannya meraih jari saya
danmenariknya keluar
"Jangan sayang, sakit" ujar Mia.
Saya terus menggenjot Mia dengan penuh
gairah. Mia meremas-remas payudaranya
sendiri sambil memejamkan matanya. Tak lama
kemudian saya merasakan akan ejakulasi.
"Mau keluar Mia"
Mia langsung menurunkan kakinya sehingga
kontol saya tercabut dari vaginanya, ia duduk
lalu meraih kontol saya. Kontol saya langsung
diremas dengan gemas dan dimasukkan ke
mulutnya. Tangan kanannya meremas-remas
biji sedangkan tangan kirinya memegang batang
kontolku. Saya memegang kepala Mia dan
menekan-nekan kepalanya sehingga kontol saya
terasa masuk lebih dalam kedalam mulut Mia.
Kontol saya langsung memuntahkan peju
kedalam mulut Mia yang mungil. Peju saya
terlihat memenuhi mulut Mia sehingga ia
terpaksa mengeluarkan kontol saya dari
mulutnya dan menelan peju saya kemudian
menjilat sisa peju yang turun di batang kontol.
Kontol saya langsung bersih dijilat. Saya
sebenarnya masih penasaran belum menjilat
vagina Mia, tetapi Mia cepat-cepat memakai
bajunya dan membereskan rambutnya. Keringat
di dahinya ia lap dengan tissue. Kemudian ia
mengambil bolpen dan menulis alamat dan
nomor handphonenya.
"Saya off-duty hari Senin. Kamu pasti boleh
pulang besok. Tapi nanti dokter akan minta
kamu istirahat beberapa hari. Datang aja ya ke
kost saya hari Senin" kata Mia. Saya cium bibir
Mia dan Mia bergegas keluar.
Sabtu
Hari Sabtu saya akhirnya boleh pulang dan
persis seperti yang dibilang Mia, saya diminta
untuk istirahat dirumah sampai hari Rabu.
Senin
Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat kost Mia,
sebelumnya saya sudah menelepon Mia untuk
datang kesana. Mia telah menunggu diruang
tamu tempat kostnya. Ia mengenakan celana
pendek warna coklat dengan kaos lengan
buntung yang ketat.
"Hai, akhirnya datang" seru Mia dengan senang.
Mia langsung mengajak saya ke kamarnya.
"Kangen dengan Mia" kata saya sambil mencium
bibirnya.
"Iya, saya kangen juga, masih penasaran
dengan kontol kamu" jawab Mia sambil ciuman.
Saya membuka kaos dan celana pendek Mia.
Tampak celana dalam model g-string berwarna
hitam dikenakan Mia. Mia lalu gantian membuka
baju dan celana panjang serta celana dalam.
Kemudian Mia jongkok didepan saya lalu mulai
menghisap kontolku. Selang beberapa menit
menghisap kontol, saya meminta Mia berdiri lalu
saya baringkan ditempat tidur. Saya cium
payudaranya sambil tangan kanan saya
mengelus vaginanya dari balik celana dalam. Mia
memejamkan matanya menikmati kenikmatan
yang saya berikan. Putingnya secara gantian
saya hisap dan gigit lalu saya turun ke perut Mia.
Mia menjerit geli saat saya gigit perutnya.
Dengan tak sabar saya mulai mencium
vaginanya dari balik celana dalamnya, kemudian
saya tarik celana dalamnya sampai ke
dengkulnya. Wah ternyata Mia telah mencukur
bulu kemaluannya sehingga terlihat tipis dan
rapih, beda dengan malam sebelumnya yang
bulu kemaluannya terlihat lebat. Saya jilat
vaginanya yang berwarna merah, klitorisnya
yang besar tidak luput dari gigitan saya. Mia
menjerit-jerit kecil menerima gigitan-gigitan di
klitorisnya. Saya membalikkan tubuh Mia lalu
membuat posisi doggy style. Mia nungging
didepan saya, pantatnya yang mungil saya
remas dengan keras lalu saya minta Mia
membungkuk lebih dalam sehingga anusnya
terlihat. Saya jilat anusnya, Mia menggelinjang
kegelian. Kemudian saya mulai mengarahkan
kontol kedalam vagina Mia.
"Aahh, enak Arthur, enak sekali. Terus sayang.
Lebih keras" pinta Mia.
Vagina Mia terasa hangat dan basah. Saya
memegang pantatnya dan menggenjot vagina
Mia dengan penuh nafsu. Mia mendesis-desis
sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali Mia
memutar pantatnya, kontol saya terasa seperti
ditarik lebih dalam divaginanya. Entah bagaimana
caranya dia bisa melakukan itu. Saya
memejamkan mata menikmati pijitan kontol
saya dalam vagina Mia. Mia kemudian
meluruskan kakinya sehingga tubuhnya rata
dengan kasur, saya terpaksa harus menurunkan
badan saya dan menindih tubuh Mia dari
belakang. Tapi dengan gaya ini, kontol saya
terasa semakin sempit memasuki vagina Mia
karena dihimpit oleh paha Mia.
Tidak lama kemudian saya ejakulasi. Saya
melenguh dengan keras dan tubuh Mia ikut
mengejang pertanda ia juga orgasme. Saya lalu
menindih tubuh Mia tanpa mengeluarkan kontol
saya. Mia kemudian memutar tubuhnya lalu
gantian menindih dada saya. Kami saling
berciuman dan istirahat.
"Arthur, mau nggak kalau ada variasi?" tanya
Mia.
"Variasi seperti apa?" tanya saya balik.
"Ada orang ketiga" sahut Mia.
"Siapa?"
"Namanya Desi, dia suster juga tapi kerjanya di
lantai 2 dirumah sakit yang sama"
"Boleh aja, sekarang?"
"Bisa, tinggal telepon dan nanti dia datang dari
kamar sebelah"
"Hah? Dia disebelah? Cantik nggak?" tanya saya
bertubi-tubi. Kalau nanti yang datang suster
yang mau mandiin saya waktu hari Jum'at pagi
kan repot, pikir saya dalam hati.
"Cantik, jangan takut deh. Dia satu kost dengan
saya" jawab Mia sambil meraih handphonenya.
Rupanya Mia telah bercerita kepada temannya
mengenai persetubuhan kita di rumah sakit. Dan
lebih mengejutkan lagi, Desi ini juga sering
bersetubuh atau setidaknya oral sex dengan
pasien. Hmm, nakal juga suster-suster ini, pikir
saya dalam hati. Dalam waktu kurang dari
semenit, Desi mengetuk kamar Mia dan
dibukakan oleh Mia. Wajah Desi boleh juga
walaupun tidak secantik Mia. Desi memakai
daster bercorak bunga-bunga dengan warna
mencolok khas dari Bali. Dari balik dasternya
tampak buah dadanya yang tidak disangga BH.
Saya masih berbaring di tempat tidur dengan
telanjang dan mata Desi langsung tertuju ke
kontol saya.
"Halo Desi" kata saya untuk menghilangkan
kecanggungan.
"Halo Arthur" sahutnya dengan sedikit malu.
Mia berdiri dibelakang Desi lalu membuka daster
Desi. Desi langsung telanjang bulat. Desi
tersenyum malu lalu mendekat kepada saya.
Saya meremas payudaranya yang tidak sebesar
Mia tapi bulat dan kencang. Pantat Desi sedikit
lebih besar dari Mia, bulu kemaluannya terlihat
tercukur tipis dan rapih. Desi meraih kontol saya
dan mengelusnya. Kemudian ia
membungkukkaan tubuhnya dan mulai
menghisap kontol saya, saya raih pantatnya dan
menariknya kearah muka saya sehingga kita
dalam posisi 69.
Mia tampak mengambil handycam dan mulai
merekam adegan saya dan Desi. Dengan gemas
saya jilat vagina Desi, tercium bau sabun yang
wangi. Desi membalas dengan menghisap
kontol saya sambil meremas bijiku. Puas ber-69,
saya minta Desi tetap nungging lalu saya
masukkan kontol saya ke vaginanya. Vaginanya
tidak sesempit Mia tetapi begitu kontolku masuk
langsung terasa vaginanya berdenyut-denyut di
kepala kontolku. Desi saya genjot dengan penuh
gairah. Mia merekam setiap adegan sambil
tangan kirinya mengelus vaginanya sendiri. Desi
mengikuti irama goyangan saya dengan
menekan pinggulnya dengan keras kepinggul
saya sehingga kontol saya masuk lebih dalam ke
vaginanya.
Mia kemudian meletakkan handycamnya di meja
dengan posisi lensa mengarah kami, kemudian
ia berlutut dibelakang saya lalu memelukku.
Tangan kanannya meremas-remas biji saya.
Rangsangan yang diperoleh dari Mia membuat
saya menggenjot Desi semakin keras.
"Oohh.. Terus Arthur, terus Arthur.. Saya mau
keluar" jerit Desi dengan keras.
Tubuh Desi mengejang dan terasa vaginanya
Desi menjadi sangat becek. Desi langsung
tengkurap dengan lemas dikasur. Wah belum
apa-apa udah lemas, saya berkata dalam hati.
Langsung saya tarik si Mia dan masukkan
kontolku ke vaginanya. Mia membuka kedua kaki
dengan lebar dan menerima kontol saya dalam
vaginanya. Saya meremas-remas buah dadanya
dengan nafsu sambil menggenjot kontolku yang
belum tuntas tugasnya. Saya melirik ke Desi dan
ia kelihatannya kembali bergairah. Ia jongkok
diatas muka Mia dan Mia langsung melahap
vagina Desi. Desi melenguh setiap kali lidah Mia
menyapu vaginanya. Saya mencium bibir Desi
dan kita saling berpagutan. Setelah menyetubuhi
Mia selama 10 menit, peju saya terasa mau
keluar. Langsung saya cabut kontol saya dan
menyodorkannya ke mulut Desi. Desi menerima
dengan senang dan menghisap dan menelan
peju saya. Mia sendiri masih asyik menjilat
vagina dan anus Desi.
Saya terkulai ditempat tidur, Desi rebahan
disebelah kiri dan Mia disebelah kanan. Mia
memutar video adegan seks tadi. Sepanjang
hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan
posisi yang berbeda. Kadang-kadang gantian
saya yang meng-handycam Desi dan Mia yang
ber-69 dan berciuman. Three-some yang sangat
eksotis. Tubuh saya langsung terasa sehat dan
segar.
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/5499
U-ON

inc Powered by Xtgem.com